Rabu, 18 Mei 2016

Review Film Ada Apa Dengan Cinta 2



      Cerita ini merupakan sekuel dari Ada Apa Dengan Cinta pada tahun 2002. Cerita ini melanjutkan kisah Cinta dan Rangga yang mengalami Long Distance Relationship. Di awal cerita ini, Rangga memiliki kedai kopi sendiri dimana tanpa terduga, adik tirinya datang untuk meminta Rangga pulang menemui ibunya. Dari sisi cinta, semua teman-teman Cinta bertemu untuk reuni dengan Carmen yang mengalami rehabilitas gagal pergaulan pasca gagalnya pernikahannya dengan suaminya. Mereka berkumpul di galeri sastra Cinta. Mamet yang menikah dengan Milly yang sedang hamil, Maura dengan suami, dan Cinta yang mengumumkan pertunangannya dengan Trian. Setelah itu mereka merencanakan untuk berlibur ke Jogja, namun sebelum berangkat mereka berpamitan ke makan Alya yang kecelakan pada tahun 2010. Sesampainya di Jogja, ternyata Rangga juga berada di Jogja, Carmen dan Milly yang melihat Rangga melewati mereka, lalu mereka berusaha untuk mempertemukan Rangga dengan Cinta agar masalah yang mereka miliki terselesaikan dan Cinta dapat menjalani hidup baru dengan Trian.

   
 Setelah bertemu, Rangga menjelaskan semua alasannya mengapa ia ingin berpisah dengan Cinta, mengapa setelah Cinta mengunjunginya ke NYC beberapa minggu setelahnya memutuskan hubungan lewat surat. Rangga sempat berbicara dengan ayahnya Cinta, disitu ayahnya mengatakan untuk Rangga semangat dan menjadi mapan untuk Cinta. Merasa terbebani dengan kalimat tersebut, akhirnya Ranga memutuskan Cinta.Semua penjelasan dikemukakan Rangga sambil berjalan-jalan keliling Jogjakarta sampai dini hari. Setelah semuanya selesai dan Rangga mengantar Cinta ke villa, Rangga memberikan surat kepada Cinta, namun Cinta malah mencium Rangga dan pergi begitu saja meninggalkan tanda tanya di Rangga.





    Setelah kejadian itu, Cinta dan teman-temannya kembali kejakarta, sedangkan Rangga berusaha untuk bertemu ibunya. Cinta berusaha menceritakan tentang dirinya bertemu Rangga kepada Trian namun belum sempat kejadian, Rangga menghampiri Cinta di Galery nya untuk mendapatkan kejelasan dan meminta Cinta kembali dengan Rangga. Namun Cinta menolak, dan setelah Rangga pergi Trian pun datang. Dan akhirnya Cinta menceritakan semuanya, dan mereka pun berpisah. Setelah itu, Cinta berusaha untuk mengejar Rangga ke bandara, namun ditengah jalan Cinta hampir kecelakaan. Beberapa minggu setelahnya, Cinta menghampiri Rangga ke NYC, dan mereka akhirnya bersatu kembali, Film ini ditutup dengan Milly yang melahirkan anak.


Review

Penulis menyukai Tone dari ceritanya dimana bahasa yang mereka gunakan masih menyelaraskan dengan AADC pertama. Bagaimana mereka berakting juga benar-benar pas dengan sebelumnya. Jadi para kalangan 80 dan 90an yang merindukan AADC sangat terobati dengan akting mereka. Namun yang saya lihat dari film ini adalah seakan film ini membangkitkan kembali sastra kepada kalangan muda, sosok Rangga yang membawa citra menulis sastra menciptakan tulisan yang sederhana namun menyentuh hati dan memanah sampai tujuannya. Seakan memotivasi kalangan muda untuk berkreasi dalam tulisan, menuangkan perasaan dalam satra, itu yang selalu penulis lihat dari sosok rangga. Kalau soal dramanya ya jalan cerita dan apa yang terjadi dengan mereka juga sangat ditunggu -tunggu. 14 tahun kalangan muda ini dibuat menunggu untuk mengetahui kisah cinta mereka berdua, dan penungguan itu pun mengobati hati bagi para pecinta kisah cinta mereka. Namun yang disayangkan adalah, teknik transisi daris atu gambar atau scene ke scene lain itu kasar/ patah-patah sehingga tidak menghasilkan pergantian scene yang bagus untuk dilihat. jalan ceritanya diawal jadi aneh karena patahan tersebut, NYC - Jakarta, NYC-Jakarta sehingga tanggung ceritanya di NYC lagi apa eh pindah ke jakarta, Namun overall, this movie is truly is worth to wait. 





































Selasa, 10 Mei 2016

FIlm Inside Out Review


Inside Out merupakan film 3d Animasi yang dibuat oleh Pixar. Film ini menceritakan tentang pikiran, emosi, memori yang ada didalam otak manusia. Pada awal film ini Riley baru saja lahir dan emosi pertama yang ada diotaknya adalah Joy, dimana Joy membawa keceriaan kagembiraan di dalam pikiran Riley. Namun beberapa detik kemudian munculah Sad, Sad membawa kesedihan, tangisan didalam pikiran Riley. Dan muncullah Disgust dan Fear, Disgust membawa pemikiran yang menjijikan sedangkan Fear membawa pemikiran ketakutan didalam pikiran Riley. Yang terakhir adalah Anger, dimana dia membawa kemarahan di pikiran Riley. Didalam pikiran tersebut terdapat banyak tombol yang mengatur bagaimana pemikiran berjalan, saat mereka menekan tombol besar, maka pemikiran tersebut yang akan dirasakan oleh Riley, dari situ terdapat bola ingatan hasil dari siapa yang menekan tombol pemikiran. Bola tersebut akan berwarna sama seperti warna tiap emosi. Joy berwarna kuning, Sad berwarna biru, Disgust warna hijau, Fear warna ungu, dan Anger tentunya berwarna merah. Lalu ada juga Memori Inti, dimana memori tersebut merupakan memori yang sangat penting dan membangun atau membentuk karakter dari Riley. Ada Keluarga, Hoki, Persahabatan, dan Kekonyolan. Merekalah yang mengendalikan isi pikiran, apa yang dipikirkan, apa yang diingat, apa yang akan dilakukan, apa yang akan dirasakan. Lalu Sad mulai merasa aneh, karena dirinya selalu mencoba untuk menyentuh bola memori, dan saat dia menyentuh bola tersebut, warna bola tersebut berubah menjasdi biru, yang berarti memori tersebut akan menjadi Sad memori. 

Lalu 11 tahun kemudian dengan semua memori pemikiran, Riley dan keluarganya pindah ke San Fransisco, Dan dihari pertama Riley sekolah, Sad membuat Riley menangiss dan membuat terbentuknya memori inti. Joy berupaya mengambil Memori Inti agar tidak menciptakan Sad sebagai kepribadian  Riley, dan Sad juga menyentuh semua Memori Inti, upaya tersebut membuat SAd dan Joy tersedot kedalam 

Memori Jangka Panjang dimana semua memori tersimpan. Joy akhirnya berusaha mencari jalan untuk kembali ke rumah pikiran itu. Anger, Disgust dan Fear menjalankan pikiran Riley dan malah menghancurkan pulau kepribadian Riley. Sampai akhirnya Joy bertemu dengan Ding Dong, karakter gajah berwarna ungu kesukaan Riley saat Riley masih kecil. Ding Dong mengarahkan Joy dan Sad menuju rumah pikiran dengan mengendarai Kereta Pemikiran. Namun usahanya gagal saat Kereta Pemikiran yang dinaiki jatuh. Sampai akhirnya Joy merenung dan melihat Memori Inti, dan menyadari, dibalik kegembiraan yang dimiliki Riley ternyata terdapat kesedihan sebelumnya. Dari saat itu Joy berusaha dengan menggunakan Dunia Imajinasi, alat pembuat pria idaman Riley dengan sangat banyak dan menjatuhkan diri di awan Sad yang dibikin dari tangisannya. Setelah semua pulau kepribadian hancur, Anger mengeluarkan Bohlam Ide yang membuat Riley merencanakan untuk kabur ke Minesotta. Namun Joy dan Sad datang tepat waktu, dimana Riley akhirnya kembali lagi kerumah. Joy membiarkan Sad menjalankan pikiran Riley saat kembali kerumah, namun Sad menuntun tangan Joy untuk menekan tombol pemikiran. Lalu timbullah Memori Inti baru dengan warna perpaudan anatara biru dengan merah. Setelah itu Memori Inti diisi dengan warna warni perpaduan yang berbeda antara emosi dengan emosi lainnya. 

Review

Film ini benar-benar berkesan. Banyak pelajaran psikologi yang dapat di lihat dari film ini. Saat dimana Sad menyentuh Memori Inti, dan Joy sangat takut akan merubah memori menjadi sedih. Namun sesungguhnya tidak, memori tidak akan berubah tapi perasaan akan memori itu yang akan berubah. Ketika Sad menyentuh bola itu, Riley akan merasa sedih saat mengingat memori itu. Karena kejadian itu terjadi di kehidupan nyata. Memori bahagia dimasa lalu akan terasa sedih jika diingat-ingat kembali. Karena memori tersebut sangat indah, kebahagiaan yang sulit dilupakan membuat emosi kita sedih karena kita tahu hal itu tidak akan terjadi untuk kedua kalinya. semuanya akan berubah seiring berjalannya waktu. kepribadian, pemikiran manusia. Teman yang dulu kita sangat kenal dekat bisa jadi orang asing saat ini. Keluarga dikesampingkan. Pasangan yang dicintai bisa jadi yang paling dibenci. Film ini memang diperuntukkan untuk anak-anak kecil dengan karakter yang mudah dicerna anak-anak, namun dibalik semua itu, apa yang dibicarakan film ini dialami semua orang. Tapi kita hanya bisa menghargai Joy jika kita sudah tau Kesedihan. 

Rabu, 20 April 2016

Review Film The Intern


 The Intern mengangkat cerita tentang seorang Ben Whittaker (Robert De Niro) berusia 72 tahun yang pensiun dari zona nyamannya menjadi Executive Buku Telepon dan mendaftar magang di perusahaan online. Perusahaan About The Fit merupakan perusahaan e-commerce yang baru saja memulai bisnis yang dipimpin oleh Jules Ostin (Anna Hattaway). Ben ditugaskan untuk bekerja membantu Jules, yang memandang skeptis terhadap Ben. Namun lambat laun Ben dapat mengubah pandangan Jules terhadapnya. Dimana pada suatu hari Ben melihat supir Jules peminum, dan akhirnya menukarkan dirinya sebagai pengantar Jules. Dengan fasilitas massage, akhirnya Ben dipertemukan dengan terapis massage, Fiona (Rene Russo) dan menjalin hubungan. 

Dengan komitmen yang diberikan oleh Ben, Jules menjadi sangat dekat dengan Ben. Bahkan Ben sangat dekat dengan keluarga Jules dan juga anaknya. Sampai Ben menyadari bahwa suami Jules yang merelakan diri untuk menganggur dan mengurus anaknya. Ben juga menolong Jules untuk menghapus email yang seharusnya tidak dikirimkannya. Ben juga mengantar anaknya Jules ke sebuah tour. Sampai akhirnya Ben mengetahui bahwa suami Jules selingkuh. Mengetahui keretakan rumahnya, Ben pun memotivasi dan menjadi tempat bicara Jules. Diwaktu yang sama Jules harus mencari CEO untuk dapat menangani manajemen perusahaannya yang investornya anggap tidak dapat ditangani oleh Jules. Melihat sisi bahwa menyerahkan posisinya dari CEO akan membuatnya memiliki lebih banyak waktu dengan keluarganya, akhirnya Jules memilih asalah satu dari kandidat CEO dan memperbaiki hubungannya dengan suaminya. 



REVIEW

Cerita ini benar-benar menghibur dan tidak rumit drama juga masalah yang dihadapi oleh Jules. Karisma yang dimiliki oleh Ben sangat memotivasi para usia lanjut untuk terus bersemangat dan produktif walaupun dengan segala kekurangan yang ada. Bahwa dengan usia 70 tahun, dengan pola hidup yang sehat, mereka akan bisa menjadi produktif dan memiliki aktifitas yang mereka sukai. Kegigihan Ben benar-benar mencerminan itu. Lalu untuk kisah Jules, yang dapat dipelajari adalah :You can't have it all. Tidak ada suatu hal pun yang ingin kita miliki tanpa pengorbanan. Jules mengorbankan waktunya termakan oleh semua urusannya diperusahaan, sampai akhirnya meninggalkan suaminya yang mengurus urusan rumah tangga dan merasa kesepian sampai akhirnya berselingkuh. Bahkan tidak bisa menghadiri acara puterinya. Tapi at the end, Dia merelakan posisinya untuk dapat memperbaiki hubungannya dengan keluarganya. Disitulah pencapaian sukses yang sebenernya. 

Rabu, 13 April 2016

Review Film The Giver


The Giver merupakan film sosial fiksi ilmiah yang disutradarai oleh Phillip Noyce. Film ini berkisah tentang seorang anak laki-laki bernama Jonas (Brenton Thwaites) yang pada umurnya ke 16 tidak mengetahui karir apa yang ia inginkan didalam komunitas. Dimana saat hari kelulusannya, semua anak-anak akan ditugaskan atau dipekerjakan disalah satu bidang. Termasuk sahabat-sahabatnya yaitu Asher (Cameron Monaghan) dan Fiona (Odeya Rush). Semua orang dipanggil dan diberikan pekerjaannya masing-masing, Fiona menjadi perawat dan Asher menjadi Pilot. Pada akhir kelulusan, akhirnya Jonas dipanggil dan diberikan sebuah pekerjaan yang hanya ada 1 dikomunitas dan diberikan untuk generasi berikutnya yaitu Penerima Memori, yang nantinya jika ada penerusnya akan menjadi Pemberi (The Giver). Keesokan harinya, Jonas berangkat menuju tempat The Giver untuk memulai pekerjaanya. Sampailah Jonas bertemu dengan The Giver (Jeff Bridges). Sebagai Penerima Memori, Jonas tidak diperbolehkan menceritakan apa yang ia pelajari sat menerima memori kepada siapapun. Penerima Memori ini merupakan tugas yang diberikan untuk memberikan nasehat kepada petinggi komunitas akan pelajaran dari masa lalu. Dimana pada sebelum dibuatnya komunitas ini, masyarakatnya dilumpuhkan memori atas masa lalu, sehingga dapat menjalankan hidupnya saat ini dengan keadaan damai yang dirancang oleh petinggi komunitas. 

Didalam komunitas tersebut, semua anak yang baru lahir dan tidak setara dengan berat dan panjang ukuran seharusnya akan di suntik mati, atau yang mereka sebut Elsewhere. Mereka berpikir bahwa tempat tersebut merupakan tempat untuk kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak tersebut tanpa mengetahui bahwa hal tersebut membuat mereka mati. Ayah Jonas (Alexander Skarsgård) membawa anak bayi dari Klinik untuk dirawat, Jonas memanngilnya Gabriella (Gaby). Gaby memiliki tanda lahir yang sama dengan Jonas, yaitu tanda menjadi potensial menjadi penerima memori. Hal itu membuat Jonas berbagi banyak cerita dengan Gaby hanya dengan menggandeng tangannya. 



Seiring dengan jalnnya waktu, Jonas menerima memori yang sedih, senang, namun untuk pertama kainya menerima memori tentang kejahatan dan peperangan, pertengkaran. Dan dia juga baru mengetahui bahwa anak dari The Giver juga merupakan Penerima Memori yang bunuh diri akibat melihat pertengkaran tersebut. Jonas juga mengetahui tentang Elsewhere. Setelah kejadian itu, dia menemui Fiona untuk memberikan semuanya dan memberi peringatan kepada Fiona. Gaby ternyata akan dibawa ke Elsewhere oleh ayahnya. Mendengar hal itu, Jonas membawa kabur Gaby untuk pergi keluar komunitas, kehidupan yang nyata. Saat diperjalanan Asher mencoba menghentikan aksinya tapi Jonas malah meninju dan meninggalkan Asher ditaman rumah. Sampainya di The Giver , dia memberikan peta untuk menuju luar komunitas. Melihat Fiona yang bersekongkolan dengan Jonas, Fiona oun ditahan para tetua dan akan disuntikan mati. Namun, Jonas sudah terlebih dulu melewati perbatasan komunitas yang menghancurkan perbatasan memori, yang membuat semua orang mengingat semuanya yang terjadi. Diakhir film, Jonas dan Gaby menemukan sebuah rumah ditengah-tengah hutan.


Review

Film ini sangat bagus dijadikan cerminan akan masa depan. Dimana mungkin nantinya untuk mendapatkan perdamaian orang-orang dilumpuhkan ingatannya dan direncanakan semua kehidupannya oleh para tetua. Hanya diberikan Kesenangan, Disiplin, dan Keseimbangan. Namun, dengan semua itu adanya sesuatu yang terlewatkan dan ketidakadilan yang harusnya dialami oleh semua orang. Dengan film-film yang banyak bermunculan saat ini yang memprediksi bagaimana masa depan akan terjadi seperti mengarahkan apa yang ingin terjadi. Semua ditempatkan pada pekerjaan dan bidangnya masing-masing. Manusia tidak diberikan kesempatan untuk merasa sedih bahkan terluka. Mereka hanya dapat menerima kegembiraan dan kesenangan. Hal itu untuk menurunkan tingkat adanya pertengkaran dan peperangan. Bahkan setiap harinya mereka diberikan injeksi ditangan agar diberikan ketenangan dan fokus untuk tetap merasa senang. gambaran tentang Elsewhere benar-benar membuat manusia terlihat tak berperasaan, tidak mempedulikan kematian. Tidak mengetahui adanya perbedaan yang benar-benar nyata. mungkin memang benar nantinya masa depan, semua orang akan memikirkan diri mereka sendiri, kebersamaan akan berkurang dan kepedulian pun berkurang. 

Referensi :

https://en.wikipedia.org/wiki/The_Giver_(film) 

Rabu, 06 April 2016

Review Film Maleficent



Film ini berawal dari masa kecil Maleficent (Angelina Jolie) sebagai seorang peri yang baik dan berhati mulia yang bertemu dengan seorang anak lelaki bernama Stefan (Micheal Higgins) yang mencuri didalam Moors, semenjak saat ini mereka menjadi bersahabat. Seiring dengan berjalannya waktu pertemanan mereka yang sering bertemu lambat laun menjadi cinta. Maleficent beripikir bahwa Stefan adalah "True Love Kiss" nya. Saat sudah dewasa, kerajaan yang ingin menguasai Moors, tapi Maleficent bisa menghentikannya. Dari saat itulah sang Raja jatuh sakit dan ingin Maleficent mati. Dia mengumumkan akan meminang putrinya kepada siapapun lelaki yang dapat membunuh Maleficent. Mendengar hal itu Stefan tergiur dan melakukan hal yang dapat mengkhianati persahabatannya dengan Maleficent. Namun, Stefan yang miskin dan yatim piatu ingin memiliki harta dan tahta tersebut. Akhirnya Stefan bertemu dengan Maleficent dan memberi racun didalam minuman yang diberikannya kepada Maleficent. Saat racunnya bereaksi, Stefan memotong sayap Maleficent dan memberikannya kepada sang Raja sebagai tanda bahwa Stefan sudah membunuh Maleficent.


Setelah kejadian itu, Maleficent terpuruk dan berubah menjadi wanita pembenci dan pendendam. Saat mendengar kabar bahwa Stefan dan puteri kerajaan melahirkan anak, Maleficent datang dan mengutuk anak mereka yang bernama Aurora yaitu dengan membuatnya tertusuk jarum pemintal dan akan tertidur seperti orang mati saat berumur 16 tahun dan hanya "True Love Kiss" yang dapat menghentikan kutukannya. Stefan pun membakar dan menyembunyikan semua jarum pemintal yang ada dan mengurung diri, ketakutan. Aurora pun diungsikan ke sebuah desa dengan 3 ibu peri. Seiring dengan waktu, dan makin tumbuhnya Aurora, Maleficent melihat perkembangannya dan mengusili Aurora diberbagai kesempatan, sampai akhirnya mereka berteman baik dan Maleficent pun mulai menyayangi Aurora. Beberapa hari sebelum ulang tahun Aurora yang ke 16, Aurora bertemu dengan Pangeran Philip di hutan dan berharap dapat bertemunya lagi, sampai pada waktu dimana Aurora ingin tetap tinggal bersama Maleficent. Pada hari ulang tahunnya, Aurora pun dibawa kembali ke kerajaan. Dan pada saat itulah kutukannnya terjadi, Aurora tertusuk jarum pemintal dan tertidur. Maleficent yang bersedih atas kutukannya sendiri yang tidak bisa dihapuskan, menghipnotis Pangeran Philip untuk memberikan "True Love Kiss"nya kepada Aurora, namun hal itu tidak mempan. Sampai akhirnya Maleficentlah yang memberikan kecupan di pipi Aurora dan menghilangkan kutukannya. Setelah itu Maleficent berperang melawan Stefan, sampai akhirnya Maleficent menemukan sayapnya kembali dan dapat berhasil melawan Stefan, Cerita diakhiri dengan perayaan di Moors, happily ever after.

Review


Cerita Maleficent ini sangat menarik dimana banyak sekali pesan-pesan yang diselipkan oleh Disney didalamnya. Dan Maleficent yang dibawakan oleh Angelina Jolie benar-benar bisa mendalami karakternya dengan sangat mendalam, terlebih saat Maleficent kehilangan sayapnya, kepedihan, pengkhianatan mendalam yang dapat mengubah kepribadian Maleficent yang berhati mulia itu menjadi pendendam dan pembenci. Nah beberapa pesan yang saat ini dituangkan oleh Disney adalah, bahwa Cinta itu tidak datang hanya dari seorang Lelaki yang dapat memberikan kasih sayang dan perhatian. Bahwa "True Love Kiss" nyata tapi tidak hanya datang dari lawan jenis. Bahwa mengharapkan Cinta yang sama seperti yang kita rasakan itu tidak hanya datang dari Lawan jenis, bahwa semua orang dapat memperlakukan semua orang dengan jahat tanpa berpikir panjang tentang seberapa lama dan dekat kita dengan orang tersebut. Bahwa kasih sayang bisa datang dari keluarga bahkan orang terdekat, dari mereka yang benar-benar tulus dapat memberikan kasih sayang tanpa pamrih dan syarat syarat lainnya. So who is your?

Senin, 28 Maret 2016

Review Film Divergent Series : Allegiant



Allegiant adalah sebuah film petualangan fiksi ilmiah 2016 Amerika yang disutradarai oleh Robert Schwentke dengan skenario oleh Stephen Chbosky, Bill Collage, Adam Cooper, dan Noah Oppenheim. Ini adalah yang pertama dari dua bagian sinematik berdasarkan novel Allegiant, buku terakhir dalam trilogi Divergen oleh Veronica Roth, dan angsuran ketiga dalam The divergen Series, diproduksi oleh Lucy Fisher, Pouya Shahbazian, dan Douglas Wick, dan didistribusikan oleh Lionsgate.

Cerita ini diawali dengan Ibu dari Four, Evelyn (Naomi Watts) yang menghalangi semua orang yang akan melewati gerbang untuk menuju tempat baru yang dijanjikan para leluhur. Namun Tris (Shailene Woodley) tetap dengan tekadnya untuk mencari tahu apa yang terjadi dibalik tembok itu. Dengan sidang eksekusi langsung yang dilakukan para pendukung Evelyn untuk mengadili pengikut Jeanine, Four menculik Caleb dan dengan rencana yang ada bersama Christina, Tori, dan Peter untuk menaiki tembok perbatasan. 

Terjadi adu tembak saat di tembok dan menewaskan Tori. Dan apa yang mereka lihat dibalik tembok sangat menyeramkan. Hanya ada dataran dengan lubang-lubang besar berwarna merah dengan adanya air berwarna merah dan tidak ada kehidupan. Sampai anak buah Evelyn mengejar di balik tembok, pihak Biro Kesehatan menolong mereka. Ternyata selama ini kehidupan Tris dan teman-temannya merupakan percobaan yang diamati oleh Biro Kesehatan ini. Tujuannya untuk mencari orang yang memiliki DNA Murni atau sempurna yang akan diduplikasi ke DNA-DNA yang Rusak. Akhirnya Tris bertemu David, Direktur dari Biro Kesehatan dan memulai rencana untuk mengubah dunia. Namun, terjadi keganjalan yang dialami Four, saat dia mengikuti tugas ke Fringe, ternyata anak-anak kecil bukan ditolong dari para penculik, melainkan mereka menculik anak-anak Fringe dan menghilangkan ingatan mereka dengan gas racun. Niat Four untuk memberitahu Tris terhalang oleh David. Dengan berita bahwa terjadi perang yang terjadi dari pihak Johanna dan Evelyn, membuat Four pergi kembali ke Chicago. Disana Four malah dipenjara. Saat Tris sudah bertemu dengan para Dewan, akhirnya baru terungkap bahwa David lah yang membuat faksi-faksi di Chicago dan memunculkan perang. Akhirnya Tris dengan Christina dan Caleb kembali ke Chicago, meninggalkan Peter yang bersekongkol dengan David untuk membantu Evelyn memenangkan perang. Setelah ditekannya tombol saluran udara yang sudah terpenuhi gas memori, Tris mengeluarkan Four dan membujuk Evelyn untuk menghentikan penyebaran gas tersebut. 

Namun satu-satunya cara adalah menghancurkan tabung pembuat gas tersebut. Dengan segala cara Tris menemukan jalan untuk menghancurkan tabung tersebut, namun David mengontrol segala akses yang dilewati Tris. Sampai akhirnya Tris dapat menembak tabung tersebut.

REVIEW

Allegiant mungkin merapikan logika hiasan dari seri divergent, tetapi pemahaman yang lebih jelas dari sistem faksi dan akarnya belum tentu yang lebih menarik. Tetapi karena plot seri ini mengungkapkan ternyata lebih membingungkan daripada menarik, dan karena mengubah novel menjadi dua film selalu menyebabkan produksi meningkat, hanya para penggemar paling setia buku akan membaiat apa yang ada di layar.

Apa yang Sutradara Schwentke dan tim kerajinan terampil nya telah dilakukan adalah menyiapkan konfrontasi besar dari bab terakhir, menyediakan satu atau dua highlights tindakan sepanjang jalan - terutama adegan awal di mana Tris dan teman-temannya berada di dinding pembatas dan pemandangan sekitarnya Chicago. Hampir semua di Allegiant terasa konvensional. Namun, komputerisasinya masih terlihat jelas dimulai daari awal permulaan film. Membuat ekspektasi pembaca akan film yang ditunggu-tunggunya tidaknya seperti yang mereka bayangkan. Penayangan film fiksi ilmiah ini masih belum lebih baik dari film-film series sebelumnya dibeberapa scene masih terlihat kebocoran/ kegagalan Green Screen.


Menjelang akhir, Tris memberikan monolog tentang pentingnya kesetaraan yang gagal untuk beresonansi meskipun menarik, kinerja lembut Tris sebagai seorang wanita muda melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan seluruh populasi. Adanya karakter Tris didalam film ini menapilkan sosok wanita tangguh yang melakukan apa saja untuk mendapatkan kebenaran dan keadilan yang disembunyikan oleh para pemimpin seperti Evelyn. Di film ini, sangat terlihat Tris tidak menyetujui adanya perbedaan, melalui berbagai macam sistem faksi atau perbedaan dengan yang murni dan rusak. Semua perbedaan tersebut yang membuat adanya permasalahan dan perang diantara para faksi sampai saat ini. Bahkan yang sebelumnya dibahas didalam film Divergent bahwa seorang Divergent merupakan ancaman bagi seluruh faksi, padahal menjadi Divergent merupakan solusi dari terancamnya perdamaian yang dibentuk oleh para leluhurnya. 

Selasa, 22 Maret 2016

Film Brooklyn Review




          Brooklyn merupakan film yang diangkat dari novel tahun 2009 dari Colm Tóibín yang menceritakan seorang gadis bernama Eilis Lacey (Saoirse Ronan) di Irlandia pada tahun 1950an yang diberi kesempatan untuk mengubah masa depan dan kesehariannya di irlandia yang menjadi penjaga toko kecil Miss Kelly (Bríd Brennan), kakaknya Rose (Fiona Glascott) sudah merencanakan semuanya untuk Eilis pindah ke Brooklyn, US dengan pendeta kenalannya yaitu Bapak Flood (Jim Broadbent). Saat di kapal, dia bertemu dengan wanita traveler yang juga teman sekamarnya dikapal memberikan banyak saran untuk Eilis mempersiapkan diri saat sampai di Brooklyn dan juga saat di kapal karena Eilis adalah satu-satunya orang yang makan malam ditengah jalan yang sangat tidak disarankan karena akan membuatnya mual dan sakit. Saat sampai di Brooklyn, Eilis tinggal dirumah asrama kecil yang mengadakan makan malam bersama setiap hari bersama pemilik rumah dan beberapa gadis lainnya yang berasal dari Irlandia. Eilis juga mendapatkan pekerjaan di Departement Store, namun sifat Eilis yang pemalu dan pendiam saat berinteraksi dengan para pelanggan membuat supervisor nya, Miss Fortini (Jessica Paré) menegurnya. Lalu setelah mendapat surat dari Rose, Eilis semakin rindu rumah dan tidak bisa bekerja dengan baik, sampai akhirnya Miss Fortini menghubungi Bapak Flood untuk mendatangi Eilis. Untuk menyibukkan diri agar Eilis tidak bersedih atas jaraknya dengan keluarganya, Bapak Flood mendaftarkannya ke sebuah kelas pembukuan. 

               Saat makan malam, teman-teman serumahnya mengajak Eilis untuk bergauk disebuah club tari Irlandia. Disana Eilis bertemu dengan seorang pria muda Italia bernama Tony (Emory Cohen). Seiring dengan waktu dan kemesraan mereka, saat di Department Store Bapak Flood datang dan memberi kabar buruk bahwa Rose meninggal dunia. Setelah menelepon ibunya yang di Irlandia, Eilis pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Mendengar kabar tersebut Tony pun takut kehilangan Eilis dan meminta Eilis untuk menikah dengannya secara rahasia dan Tony memperlihatkan sebuah tanah luas yang dia impikan untuk membangun rumah bersama Eilis.



Setibanya di Irlandia, sahabat Eilis memberitahukan bahwa dia akan menikah seminggu setelah waktu yang Eilis tetapkan untuk kembali ke Brooklyn, karena merasa segan untuk menolak dan tidak menghadirinya, akhirnya Eilis memundurkan jadwalnya untuk pulang. Sampai akhirnya dia bertemu dengan teman sahabatnya Jim (Domhnall Gleeson) yang ternyata menyukai Eilis. Eilis pun juga harus mengisi pekerjaan kakaknya, Rose di pembukuan yang sedang mengalami kekacauan atas perginya Rose. Pekerjaan yang diisinya dan juga keberadaan Jim membuat Eilis berpikir bahwa dia memiliki masa depan di Irlandia dan berhenti membalas surat-surat dari Tony. Namun suatu hari, Miss Kelly mengetahui bahwa Eilis sudah menikah dengan Tony, dan membuatnya membongkar rahasianya dan memberitahukan pernikahannnya kepada ibunya. Setelah kejadian itu, Eilispun kembali ke Brooklyn dan didalam perjalanan pulangnya, dia teringat pada wanita traveler yang dulu diemuinya, dan kembali menasehati dan memberi saran pada teman sekamarnya yang menjadi imigran baru ke Brooklyn. Dan akhirnya Tony dan Eilis pun kembali bersama.

Review

Cerita drama romantis yang kuno namun tidak meniggalkan sisi modernya. Cerita yang sangat menarik dan tidak membosankan, banyak hal-hal tak terduga namun memiliki ending yang mudah ditebak. Walaupun dipertengahan cerita tidak terduga bahwa Eilis akan menanggapi perasaan Jim dan seperti memberikan harapan untuk bisa memiliki masa depan dengan Jim. Semua pemandangan yang ditampilkan sangat indah dan menyenangkan, yang membuat film ini menjadi Best Picture pada Academy Award ke 88 bahkan Best Actrees yang diperankan oleh Saoirse Ronan. Kostum yang menyesuaikan jamannya tetapi menonjolkan modernisasi dengan warna pakaian yang cerah. Saat menonton film ini penonton dibuat untuk membuat sebuah perasaan yang sangat indah dengan adanya romansa antara Eilis dan Tony, namun saat muncul adanya Jim dan berhentinya menulis surat untuk Tony, penonton dibuat mendapatkan perasaan gelisah dan memikirkan apa yang Eilis rasakan yaitu untuk tetap di Irlandia atau kembali ke Brooklyn. Penonton dibuat merasa tegang untuk menanti apa yang akan dipilih oleh Eilis. Dengan beberapa hal yang baru saat kembali di Irlandia membuat ceritanya menyenangkan dan seperti nuansa baru yang menggiurkan dan dapat dirasakan oleh para penontonnya. Masa depan cerah dengan pekerjaan yang menjanjikan dan calon suami yang mapan, bahkan Eilis tidak perlu khawatir dengan ibunya. Nah jadi, untuk memiliki masa depan itu tidak hanya dari adanya takdir dari Tuhan, peluang yang ada bisa saja kita ambil tanpa mempedulikan yang sudah ada didepan. Semua jalan yang diberikan hanya pilihan dan kita yang mengetahui mana pilihan yang terbaik. Jika Eilis memilih kembali ke Brooklyn dan bertemu lagi dengan Tony, bagaimana dengan Anda?




Referensi :

https://en.wikipedia.org/wiki/Brooklyn_(film)